Monday, October 6, 2008

Berfikir TERBA(L)IK

Setelah menghabiskan Eid Holiday di Benhil, Duren Sawit, dan rumah Om Fer, akhirnya aku dan istriku kembali ke rumah Cak Joyo. Lho? Iya, Allah Maha Pengasih dan Penyayang.
Aku dititipkan sebuah rumah yang indah oleh Cak Joyo di Vila Dago untuk ditinggali oleh aku dan istriku. Jadi itu bukan rumahku. Itu rumah milik Allah yang dititipkan ke Cak Joyo.

Anyway...

Sampai di Vila Dago sekitar jam 21.00. Pas lagi ada Pak Irsan lagi nyapu jalanan di depan rumahnya. Di samping mobilnya yang diparkir di depan pagar banyak pecahan beling akibat gelas yang dijatuhkan oleh... aduh... siapa ya tadi dia bilang? Anaknya mungkin. Inilah jadinya kalo punya otak gak pernah berhenti berfikir. Kadang gw kayak orang autisme. Pikiran suka melanglang jagad raya. Gak peduli orang lagi ngobrol sama gw.

Disuguhin kastengel, korma, nastar dan Aqua gelas sama Pak Irsan dan istrinya. Ngobrol ngalor ngidul ketawa ketiwi, terus pulang deh. Untuk sampe di depan rumah manis rumah ( home sweet home maksudnya) hanya perlu waktu 5 detik! Ya, iyalah... orang rumahnya berseberangan. Jalannya kecil lagi.

Sampe di rumah langsung nyalain laptop. Terus ditinggal bentar. Pas balik lagi, istri udah nongkrong di depan laptop. Apalagi yang dibuka kalo bukan Facebook!

Setelah memasang 2 dari 4 handle jendela yang dibeli seharga Rp6000,- di OkeDoku Buaran (Iya bener, sekarang di OkeDoku harganya dah gak lima ribuan lagi), gw pun masuk kamar. Jam menunjukkan pukul 00.04 pas lagi ada film Jacky Chan pas masih muda. Nonton sama istri TV sama istri solehah di rumah (titipan) memang menyenangkan.

Film habis, TV dimatikan, lampu juga dimatikan, terus... hehehe... ngobrol!

Walaupun kami berusaha tidur, kayaknya jam biologis gw emang udah kebalik. Gw gak ngantuk sama sekali. Perut lapar pula. Persediaan telor (yang merupakan lauk favorit gw) habis. Padahal udah jam 01.33. Istri pun menyarankan gw untuk berangkat kerja aja. Setelah dipertimbangkan selama 1 menit 12 detik, akhirnya gw menyetujui usulan tersebut.

Setelah membackup beberapa file dari laptop ke flashdisk, pada jam 02.27 gw pun berangkat menuju kantor dengan motor Honda Grand Astrea (titipan Cak Joyo juga).

Betapa lengangnya jalanan di Jakarta pada pagi buta seperti tadi. Wuih!!! Asyik banget. Gw bahkan sempat mampir ke warung nasi uduk Betawi di pasar Kebayoran Lama untuk menjawab keroncongan perut. Walaupun gorengan tahu dan tempe sudah habis, makan nasi uduk dengan lauk semur tahu, orek tempe, plus semur telur di tengah segarnya udara Jakarta dini hari sangat mantap!

Gw emang suka berangkat kantor seperti ini. Ketika orang berangkat pagi, gw berangkat malam. Ketika orang kerja siang, gw kerja malam. Ketika orang mengkonsep secara terstruktur, gw lebih memilih secara acak atau lebih tepatnya non linear. Serba terbalik.

Dulu gw pikir gw udah termasuk kreatif. Tapi kok kayaknya masih ada sesuatu di dalam hidup ini yang terasa berat. Berarti gw belum teramat kreatif walaupun sudah dari dulu hidup terbalik.

Ada seorang bijak yang biasa dipanggil oleh murid2nya dengan sebutan YM Abu. Beliau ini selalu menekankan kepada semua orang bahwa kunci kesuksesan hidup adalah 'suka cita' yang merupakan pengejawantahan dari rasa syukur. Menurut beliau, tidak ada sesuatu di dalam hidup ini yang perlu disedihkan, selama kita selalu berfikir positif.

Beliau kemudian memberikan banyak contoh yang salah satunya adalah cerita seorang lelaki yang sedih diputus oleh pacarnya. Sedih kali lah ceritanya.

"Sedih kali lah aku ni. Pacarku meninggalkanku...", kira-kira dimikian pikiran si lelaki dengan mata yang berkaca-kaca. Mungkin juga pake contact lens.

Padahal ada hal positif yang bisa diambil dari kejadian yang ia alami. Kalau dia selalu suka cita dan bersyukur terhadap apa yang dia alami, dia akan berfikir,"Wah, inilah kesempatan untuk mendapatkan pacar yang lebih baik."

Banyak contoh lainnya yang diberikan oleh YM Abu yang seorang ulama dan juga akademisi ini. Kalau ada sebuah bentuk lengkung, itu bisa berarti cembung atau cekung. Semuanya tergantung dari cara kita memandang.

Gw sangat setuju dengan pemikiran YM Abu. Semuanya logis. Namun, gw sempat bingung mengimplementasikan metode 'suka cita' tersebut terhadap beberapa hal dalam hidup yang menurut gw sendiri rasanya mentok. Dan itu sudah berlangsung berbulan-bulan.

Tapi Alhamdulillah, di bulan Ramadhan yang lalu, Allah memberikan petunjukNya. Tak sengaja gw menemukan sebuah buku berjudul 'Whatever You Think, Think The Opposite' yang ditulis oleh Paul Arden seorang pengarah kreatif senior di Inggris.

Gw memang selalu menekankan pada diri gw bahwa 'Berfikir di Luar Kotak' itu tidak cukup. Kalo kata Rico Fikri,"Kita harus berfikir 'Out of This World". Tapi kecenderungannya, walaupun sudah diluar kotak, gw masih suka melirik pada kotak yang tadinya gw tinggalkan. Artinya, gw masih terjebak di sekitar kotak.

Nah, di dalam buku Paul Arden itu, justru dia menyarankan untuk berfikir terbalik sebagai sebuah solusi atas berbagai kebuntuan. Banyak banget dia ngasih contoh. Mungkin gw bisa ngasih contoh yang sepadan.

Ingat Iwa Kusuma yang rapper itu? Generasi yang lahir tahun 90an mungkin kurang akrab dengan Iwa. Tapi dia ini dulu sangat sukses sebagai rapper di Indonesia. Kesuksesan dia itu adalah hasil berfikir terbalik, minimal dalam masyarakatnya. Dia nongol saat dunia musik Indonesia dibanjiri dengan genre Heavy Metal! Pada jaman gw masih SMP itu, gw aja bikin grup metal bernama Dizzy. Bahkan, konser2 lokal yang digelar radio Mustang mengusung grup-grup metal. Tapi, Iwa gak ikutan head bang. Orang-orang lagi pada demen gondrong, eh dia malah botak! Tapi sukses kan?


Beberapa poin dalam tulisan Paul Arden diantaranya:
#1 Dipecat? Itu adalah hal yang terbaik yang terjadi pada diri anda.
#2 Jangan kuliah! Kerja aja!
#3 No ONE but No. 1 (agak susah menerjemahkannya)
#4 Ambil resiko!
#5 Elu itu seniman, tau!
#6 Punya gagasan itu gak selamanya bagus.

Beberapa poin diatas sudah gw implementasikan selama ini. Ini adalah ajakan untuk selalu berfikir positif. Semua adalah peluang. Jangan dengarkan orang-orang yang menurut anda akan menghambat anda untuk maju.

Dari pandangan saya ketika membaca buku itu, berfikir terbalik yang dimaksud adalah berfikir terbalik dari pikiran orang pada umumnya. Berani berfikir beda, berani ambil resiko, jangan takut apapun.

Tapi bagaimana caranya untuk keluar dari tekanan hidup yang amat berat yang kita alami yang kita sendiri takut ketika "momen yang ditakutkan" itu tiba? Nah...

Di dalam buku tersebut, Paul Arden banyak memberikan contoh mengenai berfikir terbalik termasuk ketika seseorang menghadapi masalah.

Seorang putra pejuang IRA (Tentara Pembebasan Irlandia) menghadapi sebuah masalah yang dianggapnya berat. Ia lalu curhat pada ayahnya.

"Ayah, awak ini lagi payah kali lah... Berat kali masalah awak niii...", ujar sang anak memulai curhat (kok logatnya gak British ya?).

Bukannya menanggapi lebih mendalam terhadap curhatan si anak, ayahnya malah balik bertanya,"Apakah masalah kau itu bisa bikin kau mati?"

"Nggak sih", jawab sang anak.

"Berarti kau akan baik-baik aja... Santai ajalah!", tukas sang ayah menutup obrolan. Si anak pun pergi.

Kalau dibandingkan banyak orang lain di dunia ini, sesungguhnya masalah kita ini tidaklah terlalu berat. Banyak orang lain yang punya masalah yang jauh lebih berat. Jangan takuti hal yang belum pasti terjadi. Yang pasti terjadi hanyalah kematian. Kalau sekadar bonyok, tinggal diobati. Yang penting kita tenang dan bersyukur atas apa yang kita dapatkan. Kemudian fokuskan pikiran pada hal-hal positif.

Sahabat gw yang biasa gw sebut Bang Arie sering mengganti kata-kata negatif gw jadi lebih positif.

"Bang, kalo nanti saya kaya, saya akan...", belum selesai gw ngomong dia menimpali,"Jangan 'kalo nanti' dong... Ketika nanti saya sudah kaya, saya akan..."

"Bang, kita punya beberapa masalah nih. Gini, bang...", lagi-lagi di memotong,"Ah, gak ada itu masalah. Jangan bilang kita punya masalah, dong! Bilang: kita punya beberapa tantangan!"

Dan gw selalu setuju dengan cara Bang Arie ini dalam memandang sesuatu secara positif.

Intinya... bersyukur, bersuka cita, dan berfikir terbalik! Selalu ada yang positif dibalik pikiran yang terbalik. Berani berfikir terbalik, dan berani menghadapi ketakutan... Dapatkan kesuksesan!

XHARE (blog asli gw)

4 comments:

  1. sip sip sip
    apa kabar bos?
    jadi pikirnya plan dulu atau goal dulu?

    ReplyDelete
  2. Menurut gw sih goal dulu. Kalo kata Guru gw,"Start from the end".

    ReplyDelete
  3. nais story gaanss, very inspiring. cendol nyusul yoo :p

    ReplyDelete