Images from Dilber.com |
Namun di caturwulan awal tahun ini, Igor menghadapi kegalauan. Ia harus memikirkan cara mendapatkan sebanyak mungkin peserta event sosial yang diselenggarakan oleh pengajiannya. Sedangkan timnya juga memiliki banyak kesibukan dan sulit untuk mengandalkan mereka untuk aktifitas teknis.
Ketua panitia juga meminta bantuannya dalam mendesain undangan untuk para VIPs, dan mendisain artist impressions untuk memotivasi tim besar. Setelah dua hari tiga malam nongkrong di depan komputer, tak satupun desain undangan yang jadi. Igor merasa kehilangan 'kesaktian' estetikanya. Apalagi, karena juga seorang konseptor, ia juga memikirkan bagaimana membuat naskah undangan yang mampu berkomunikasi efektif sesuai tujuan event.
Di sisi lain ia juga harus membuat perencanaan pemasaran untuk pabrik furnitur yang memerlukan perbaikan manajemen. Perencanaan perbaikan manajemen sudah dibuat oleh rekan-rekannya. Yang ia harus lakukan "hanyalah" how to create sales untuk sebuah perusahaan yang sedang berbenah diri. Dan karena sedang berbenah diri, perusahaan tersebut tidak dapat diandalkan untuk sumber pemasukannya. Apalagi niatnya hanya ingin membantu temannya untuk memperbaiki perusahaan.
Pekerjaan Igor selama ini memang "hanya membantu" para pengusaha untuk mendukung aktifitas pemasaran. Ia hanyalah konsultan yang sesekali sekaligus menangani hal teknis. Jika pekerjaannya tidak memerlukan biaya, ia pun tidak memasang tarif. Namun klien-kliennya juga "membantu" dengan sejumlah uang ketika "bantuan" Igor dianggap selesai.
Tapi saat ini Igor sangat galau sehingga tidak mampu berfikir cerah untuk membantu klien-kliennya. Setidaknya ada tiga pekerjaan yang belum ia tangani dan ditunggu oleh para klien. Sedangkan uang yang ia pegang tinggal untuk menghitung jam.
"Gue harus gimana yah? Pusing banget nih gue!", curhat Igor kepada saya.
Saya sendiri sering menghadapi hal seperti Igor. Tapi belum pernah sekompleks ini. Cerita di atas sudah saya ringkas. Cerita aslinya jauh lebih rumit. Dan Igor bukanlah tipe pengeluh. Ia adalah orang yang penuh senyum, humoris, kecuali saat ia berfikir yang pasti mengerutkan dahinya. Ia juga sebenarnya bukan tipe pen-curhat. Namun tampaknya kali ini Igor perlu curhat juga rupanya.
"Tapi lo jangan cerita ke siapa-siapa, Jo!" pesan Igor sama saya. "Jo" adalah salah satu panggilan akrab saya selain "Joul", "Jrul", "James", "Richard" dan "Rick". Tiga nama terakhir memang ngarang.
"Tapi gue boleh tulis di blog, ya! Nama lu entar gue ganti deh," jawab saya yang sebenarnya minta ijin untuk cerita-cerita. Igor hanya tertawa, yang saya anggap dia setuju.
Well, saya sendiri gak punya jawaban atas masalah Igor. Tapi menariknya, saya menemukan inti masalahnya ada pada Willpower yang Igor miliki. Hal ini saya ketahui dari tulisan berjudul "Melatih "Otot" Willpower" yang ada di majalah Intisari edisi Januari 2012. Tampaknya Igor mengalami lemah otot Willpower. Penyebabnya dapat dilihat dalam tulisan berikutnya.
Bersambung ke Galau? Mungkin Otot "Willpower" Lemas (2) yang akan ditulis nanti, kalau rajin.
No comments:
Post a Comment