Warga Palestina semakin kehilangan wilayah sejak 1947 hingga sekarang. |
Zionisme (Awal 1900-an)
Palestine 1946. Sumber: palestineremembered.com |
Mereka menganggap bahwa tanah yang dijanjikan itu ada di Gunung Zion, atau bukit Sion (dari Bahasa Ibrani: ציון, Tziyyon, Bahasa Arab: صهيون "Ṣahyūn") yaitu bukit di mana kota Yerusalem berdiri. Semula kelompok Zionis ingin mendirikan sebuah negara Yahudi di Afrika kemudian berubah di tanah Palestina yang kala itu dikuasai Kekaisaran Ottoman (Khalifah Ustmaniah) Turki.
Pada awalnya imigrasi ini sama sekali tidak bermasalah. Namun, dengan semakin banyaknya Zionis yang berimigrasi ke Palestina - banyak pula ungkapan keinginan mengambil alih wilayah untuk dijadikan negara Yahudi - penduduk pribumi pun menjadi semakin khawatir. Akhirnya, pertempuran pecah, dengan meningkatnya gelombang kekerasan. Naiknya Hitler ke tampuk kekuasaan, berkombinasi dengan kegiatan Zionis untuk menyabot upaya untuk menempatkan pengungsi Yahudi di negara-negara barat, menyebabkan meningkatnya imigrasi Yahudi ke Palestina, dan konflik pun semakin berkembang.
Mohammad Amin al-Husayni (Arab: محمد أمين الحسيني), mufti besar Yerussalem 1921 - 1948, bertemu dengan Adolf Hitler pada Desember 1491. Sumber: wikipedia.org. |
Rencana Pembagian Wilayah Palestina oleh PBB (1947)
Akhirnya, pada tahun 1947 PBB memutuskan untuk campur tangan. Namun, bukan berpegang pada prinsip "penentuan nasib sendiri bangsa," di mana rakyat sendiri menciptakan negara mereka sendiri dan sistem pemerintahan, PBB memilih untuk kembali ke strategi abad pertengahan dimana kekuatan luar membagi atas tanah orang lain.Di bawah tekanan Zionis, PBB merekomendasikan 55% wilayah Palestina dibagikan kepada negara Israel. Padahal bangsa Yahudi hanya mewakili sekitar 30% dari total populasi, dan memiliki tanah di bawah 7%.
Sumber: passia.org |
Perang 1947 - 1949
Saat itu secara luas dilaporkan bahwa perang dilakukan oleh lima tentara Arab, namun yang kurang diketahui adalah kenyataan bahwa seluruh pasukan perang Zionis mengalahkan jumlah gabungan pejuang Arab dan Palestina - seringkali dengan jumlah dua hingga tiga kali lipat lebih banyak. Selain itu, tentara Arab tidak menyerang Israel - hampir semua adalah pertempuran mempertahankan tanah yang telah menjadi negara Palestina.Akhirnya, adalah penting untuk dicatat bahwa pasukan Arab memasuki konflik hanya setelah pasukan Zionis melakukan 16 pembantaian, termasuk pembantaian mengerikan terhadap lebih dari 100 laki-laki, perempuan, dan anak-anak di desa Deir Yassin. Perdana Menteri Israel berikutnya - Menachem Begin, kepala salah satu kelompok teroris Yahudi, menggambarkan pembantaian ini sebagai "sesuatu yang indah," dan menyatakan: "Sebagaimana di Deir Yassin, juga dimanapun, kami akan menyerang dan menghantam musuh. Tuhan, Tuhan, Engkau telah memilih kami untuk melakukan penaklukan." Pasukan Zionis melakukan 33 pembantaian sekaligus.
Pada akhir perang, Israel telah menaklukkan 78 persen wilayah Palestina, tiga-perempat juta warga Palestina dibuat mengungsi, lebih dari 500 kota dan desa telah dilenyapkan, dan peta baru disusun, di mana setiap kota, sungai dan bukit diberi nama baru, nama Ibrani, hingga semua sisa-sisa budaya Palestina dihapus. Selama beberapa dekade Israel menyangkal keberadaan orang Palestina, mantan Perdana Menteri Israel Golda Meir suatu ketika mengatakan, "Tidak ada itu yang namanya Palestina."
Perang 1967 dan Diserangnya Kapal USS Liberty
Pada tahun 1967, Israel masih berusaha menaklukkan wilayah yang lebih luas. Setelah Perang Enam Hari dimana pasukan Israel meluncurkan serangan kejutan yang sangat sukses di Mesir, Israel menduduki 22% jatah terakhir Palestina yang telah lolos dalam 1948 yaitu Tepi Barat dan Jalur Gaza. Menurut hukum internasional memperoleh wilayah dengan perang tidak dapat dibenarkan. Wilayah tersebut telah diduduki dan bukan milik Israel. Wilayah itu merupakan bagian wilayah yang diduduki Mesir (sejak dikembalikan) dan Suriah (yang tetap berada di bawah pendudukan).Selama Perang Enam Hari tersebut, Israel juga menyerang sebuah kapal Angkatan Laut AS, USS Liberty, membunuh dan melukai lebih dari 200 prajurit Amerika Serikat. Presiden Lyndon Johnson menarik kembali penerbangan penyelamatan, mengatakan bahwa dia tidak ingin "mempermalukan sekutu."
Pada tahun 2004 sebuah komisi tingkat tinggi yang diketuai oleh Laksamana Thomas Moorer, mantan Ketua Gabungan Kepala Staf, menemukan bahwa serangan ini merupakan "tindakan perang terhadap Amerika Serikat." Namun hanya sedikit media yang memberitakannya.
Kapal USS Liberty yang rusak (9 Juni 1967) diserang Israel. Sumber: wikipedia.org |
Konflik Saat Ini
Ada dua isu utama inti dari terus berlanjutnya konflik ini. Pertama, ada efek destabilisasi yang tidak bisa dihindari untuk mempertahankan keberadaan sebuah negara suatu etnis, terutama ketika sebagian besar bukan penduduk asli. Populasi yang sekarang disebut Israel awalnya 96 persen Muslim dan Kristen, namun, para pengungsi dilarang kembali ke rumah mereka di negara yang diakui sepihak sebagai negara Yahudi (dan orang-orang di Israel yang mengalami diskriminasi sistematis)..Kedua, pendudukan militer Israel dan penyitaan tanah pribadi di Tepi Barat, dan kontrol atas Gaza, sangat menindas, menyebabkan Palestina memiliki kendali minimal atas kehidupan mereka. Lebih dari 10.000 orang Palestina, wanita, dan anak-anak ditahan di penjara-penjara Israel. Jarang dari mereka melalui pengadilan yang sah, dan lebih sering mendapatkan penyiksaan serta pelecehan fisik. Perbatasan Palestina (yang bahkan di bagian dalam) yang dikendalikan oleh pasukan Israel. Secara berkala pria, wanita, dan anak-anak dicari dan dilucuti. Laki-laki dipukuli, tenaga kerja perempuan dicegah mencapai rumah sakit (seringkali berujung kematian), makanan dan obat-obatan diblokir memasuki Jalur Gaza, ini semua semakin meningkatkan krisis kemanusiaan. Pasukan Israel hampir setiap hari menyerang, melukai, menculik, dan kadang-kadang membunuh penduduk.
Menurut perjanjian perdamaian Oslo tahun 1993, wilayah ini seharusnya menjadi sebuah negara Palestina yang final. Namun, setelah bertahun-tahun Israel terus menyita tanah dan kondisi terus memburuk, penduduk Palestina memberontak.
Keterlibatan Amerika Serikat
Berkat lobi khusus tingkat tinggi, pembayar pajak AS memberikan Israel rata-rata $ 8 juta per hari, dan sejak itu AS telah memberikan dana ke Israel melebihi kepada negara manapun. Semakin banyaknya orang Amerika belajar tentang bagaimana Israel menggunakan uang pajak mereka, banyak yang menyerukan untuk mengakhiri pengeluaran ini.Tulisan ini sendiri lebih banyak diterjemahkan dari situs web ifamericansknew.org yang dibuat oleh LSM Amerika Serikat. Beberapa catatan saya ambil dari en.wikipedia.org.
Gerakan protes di AS dengan poster bertuliskan: "Saya seorang Yahudi dan saya ingin Israel berhenti membunuh orang-orang Palestina." Diambil dari timeline Facebook milik Luis Salas. |
يا أَيُّهَا الَّذينَ آمَنوا كونوا قَوّامينَ لِلَّهِ شُهَداءَ بِالقِسطِ ۖ وَلا يَجرِمَنَّكُم شَنَآنُ قَومٍ عَلىٰ أَلّا تَعدِلُوا ۚ اعدِلوا هُوَ أَقرَبُ لِلتَّقوىٰ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبيرٌ بِما تَعمَلونَ
Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.Selain berdoa, saya sendiri belum tahu harus berbuat apa dengan Palestina. Inilah kegalauan saya.
Al Maa'idah [5]: 8
Tapi yang lebih jelas, banyak yang harus diperjuangkan di negeri Indonesia ini sendiri. Bertaqwa, berakhlaq yang baik dan menjadi pemenang, hingga Indonesia menjadi khairu ummah. Sebagaimana masyarakat Madinah zaman Nabi SAW, semua beriman dan beramal sholih, saling mengasihi, patuh pemimpin, berprasangka baik, dan tidak ada lagi yang mau mengambil zakat. Mulai dari diri saya sendiri.
Yang saya tahu, begitulah ajaran Rasulullah SAW. Wallahu 'alam bis sawwab.
Nambahin bang
ReplyDelete1.Salah satu cikal bakal berdirinya Negara israel adalah adanya Deklarasi Balfour. Kalau ga salah ceritanya tahun 1917 Mentri luar negeri Inggris, Arthur J Balfour ngasih surat dukungan ke Lord Rothschild, pemimpin komunitas Yahudi inggris. Tapi yang perlu dicatat, Deklarasi Balfour itu "cuma surat pribadi" dan bisa di bilang ga punya kekuatan hukum apa2.
2.Palestina dulu masuknya wilayah kekuasaan Ottoman (Turki), tapi berhubung mereka kalah pada PD I makanya beberapa wilayah mereka dijadikan semacam "rampasan perang" oleh Negara2 Sekutu, dan Inggris kebagian jatah mengurus wilayah Palestina. Berhubung gerakan Zionis meminta Inggris untuk menyerahkan daerah itu pada mereka dgn alasan bahwa secara tradisional daerah ini adalah tempat asal Yahudi dan "tanah yang dijanjikan Tuhan untuk mereka" makanya di berikanlah mandat kepada kepada Yahudi untuk membuat sebuah tanah Air di sana. hal ini berbeda dengan penduduk Palestina sendiri yang memang sedari awal sebelum PD pun sudah bermukim kawasan tersebut.
3.Pasca PD II negara2 Sekutu (terutama Inggris, USA & US) mendukung penuh pendirian negara Israel dengan alasan "kasihan" kepada bangsa Yahudi yang terlunta2 tidak memiliki tanah air dan yang paling penting karena alasan isu holocaust yang dilakukan NAZI kepada bangsa Yahudi. Tapi yang perlu dicatat juga kasus Holocaust sampai sekarang masih dipertanyakan kebenarannya dan sampai sekarang menimbulkan perdebatan panjang yang gak habis2. Apakah holocaust ini memang benar terjadi ataukah cuma kebohongan karena ingin memuluskan pendirian negara israel?
Kesimpulannya sih sedari awal pendirian Negara Israel ini memang tidak sesuai dengan hukum tertulis yang berlaku (cacat hukum). Tapi berhubung yang mendukung berdirinya negara ini adalah negara2 adidaya yang notabene bisa mengubah hukum2 sekehendak hati mereka, jadi mau bagaimana lagi, CMIIW. :)
Wallahu 'alam bis sawwab.
Thanks bang Mandro. Artikel di atas memang dibuat sangat ringkas. Ratusan detail gak tertulis. Tujuannya biar semua orang paham dengan apa yang terjadi. Khususnya bagi anak-anak muda yang lulus SMA tahun 2010-an, seperti saya bang.
ReplyDeleteSama-sama bang. Ini saya juga tau dari guru Sejarah di sekolah saya bang, karena kebetulan sekarang saya masih kelas 3 SMA :D
ReplyDelete