Saturday, November 3, 2007

Telepon Ceria dan Pasangan Ahli Surga

Suatu ketika pada hari Minggu sekitar jam 22.00 WIB saya dihubungi oleh seorang sahabat yang bekerja di perusahaan periklanan Fortune Indonesia. Mereka butuh bantuan dalam pembuatan still-o-matic iklan TV untuk dipresentasikan di depan calon kliennya pada hari Senin keesokan harinya. Calon kliennya itu adalah PT Sampoerna Telekomunikasi Tbk yang menaungi brand Ceria, sebuah produk telepon fixed wireless CDMA.

Sebenarnya sejak dua hari sebelumnya mereka sudah membuatnya di sebuah production house di daerah Tebet, Jakarta Selatan. Tapi entah kenapa, pada malam itu travo listrik di depan bangunan studio itu terbakar hingga menyebabkan putusnya aliran listrik di wilayah itu. Otomatis video still-o-matic yang sedang mereka buat tidak dapat dilanjutkan. Padahal video itu harus dibawa keesokan harinya untuk dipresentasikan.


Pada jam 01.00 dini hari saya tiba di studio kreatif Fortune Indonesia. Setelah chit chat dengan wajah-wajah lama dan baru, sayapun mulai bekerja. Wajah lama dan baru? Ya! Saya dulu pernah bekerja di Fortune Indonesia sebagai Creative Group Head.

Target saya jam 08.00 pagi sudah kelar karena saya harus menjemput ibu saya di bandara Soekarno-Hatta. Tapi ternyata jam 10.30 siang baru kelar karena ada tiga alternatif video yang harus dibuat. Inilah yang selalu mengganggu. Saya adalah seorang yang perfeksionis dalam bekerja. Karena sifat itulah saya bekerja terlalu detail yang menurut orang lain tidak terlalu penting. Sulit menghilangkan sifat saya itu. Kalau kurang detail rasanya seperti berdosa.

Anyway, saya tiba di bandara sekitar jam 11.15 setelah ngebut dengan mobil yang ban belakangnya agak botak. Saya berharap pesawat delayed agar masih dapat menemui sang ibu. Memang delayed, tapi cuma setengah jam. Dan ternyata ibu saya sudah tiba di rumah jam sekitar jam 11 siang itu. Beliau pulang dengan menggunakan bus Damri.

Betapa kecewa dan menyesalnya saya dengan diri saya sendiri. Betapa tidak berbaktinya saya terhadap ibu yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan saya.

Begitu tiba di rumah saya menyampaikan rasa penyesalan kepada ibu saya atas kejadian itu. Namun, ibu saya memang seorang ibu yang tiada duanya. Selain masakannya sangat lezat tak tertandingi, beliau sangat mengerti situasi saya. Beliau sama sekali tidak marah. Beliau cuma bilang bahwa semestinya saya ngasih tau kalau tidak bisa menjemputnya. Ini dia, beliau anti terhadap handphone!

Sikap ibu saya yang begitu memahami situasi pekerjaan itu merupakan refleksi dari pandangannya. Sewaktu masih berumur belasan tahun, saya pernah ngobroldengan beliau tentang ayah saya yang workaholic. Beliau berpesan agar kelak saya seperti ayah saya yang bekerja dengan tulus ikhlas tanpa korupsi. Sebuah quotedari ibu saya yang sampai saat ini masih selalu terlintas di benak saya adalah,”Lelaki sejati adalah lelaki yang menjadikan pekerjaannya sebagai istri muda!".

Semoga Ibu dan Ayah saya menjadi pasangan ahli surga. Amin

Berikut ini adalah hasil pekerjaan saya dalam semalam.

Ceria TVC

For presentation and shooting guide (by me)


Post Production (by Fortune Indonesia)

No comments:

Post a Comment